Kamis, 11 Agustus 2011

Didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann, seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas (Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi, salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Lokasi Kebun Raya Cibodas-LIPI berada di Kaki Gunung Gede Pangrango pada ketinggian ± 1300-1425 dpl, dengan luas 125 ha yang berhawa sejuk dengan panorama indah, temperatur rata-rata 18° C, kelembaban 90% dan curah hujan per tahun 3380 mm. Hanya dengan 3 jam perjalanan dari Jakarta (± 100 km) dan 2,5 jam perjalanan dari Bandung (± 80 km), kebun dengan luas 125 ha ini akan menjadi tempat nyaman untuk beristirahat sambil menikmati keindahan berbagai jenis tumbuhan yang berasal dari Indonesia dan negara-negara lain

Minggu, 01 Mei 2011

Cibodas MandalawangiPenat dengan kepadatan di kota Jakarta yang semakin menjadi-jadi, kami sekeluarga rindu untuk mencari udara sejuk sebagai refreshing. Untuk ke Bandung (kota favorit keluarga kami) terasa tanggung karena tidak ada tanggal merah di bulan Nov 07 ini. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Taman Cibodas. Walaupun berangkat agak siang, ternyata jalanan menuju Puncak cukup lenggang (kami lewat JORR-Jakarta Outer Ring Road). Hati cukup terhibur saat udara sejuk (walaupun tidak sesejuk dulu) menyambut kami saat memasuki kawasan Taman Cibodas. Memasuki gerbang masuk, kami baru tahu kalau ternyata Taman Cibodas sedang ditutup karena ada renovasi… Waaakksss… setelah perjalanan dari Tagerang ke Puncak, ternyata tutup…?? Tapi diinformasikan ada juga taman lainnya untuk berekreasi, namanya Mandalawangi. Agar tidak sia-sia perjalanan kami, kami memutuskan mengunjungi taman tersebut.

Tiket masuk gerbang kawasan dikenakan Rp 2.000/orang dan Rp 6.000 untuk mobil. Tapi hanya orang dewasa yang dikenakan biaya, anak2 gratis.. Sesampainya di pintu masuk Mandalawangi, kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp 3.500/orang, lagi2 anak2 tidak dihitung alias gratis. Jalan masuk ke dalam kawasan cukup menurun terjal. Ada sebuah bangunan kecil yang di dalamnya terdapat informasi kawasan ini. Bangunan ini cukup unik karena berbentuk pohon besar, dimana dibawahnya dapat dilalui orang. Lalu jalan setapak itu juga akan melalui sebuah terowongan berbentuk binatang , entah dinosaurus atau apa ya (silahkan dilihat di gambar saya).
Cibodas Mandalawangi 02Dalam taman Mandalawangi tersebut terdapat kolam renang tanpa dipungut biaya tambahan, tapi kalau saya lihat kondisi airnya tidak bersih, jadi kami memutuskan anak2 tidak usah renang. Di dalamnya juga terdapat telaga kecil dan ada perahu yang bisa disewa untuk mengelilingi danau itu. Di sini juga merupakan kawasan kemah, jadi banyak anak2 sekolah yang berkemah di sini. Ada kawasan air terjun, namun berhubung jaraknya cukup jauh dari gerbang (dan kami membawa orang tua), kami tidak mengunjungi air terjun tersebut. Secara keseluruhan, memang kawasan ini tidak terlalu besar, namun cukuplah sebagai alternatif pengganti taman cibodas (daripada pulang lagi ke Tangerang).
Cibodas Mandalawangi 03Di luar Mandalawangi ini terdapat kios2 yang menjual cinderamata, buah-buahan, sayur-sayuran dan jajanan. Harganya cukup murah, Rp 7.000/250 gr untuk kripik tempe. Ada juga kripik bayam, ceker, pisang, dll. Sempat melihat proses penggorengan kripik bayam, jadi daun bayam (jenisnya beda dengan bayam yang biasa kita sayur), direndam di tepung beras, lalu langsung digoreng. Rasanya lumayan enak koq.
Perjalanan yang cukup lumayan untuk menghilangkan kepenatan aktifitas sehari-hari.
Untungnya waktu pulang pun tidak menemui kemacetan yang berarti, sehingga tidak menambah stress orang yg mau menghilangkan stress :D
Salam jalan jajan hemat
KRC02Menjelang liburan anak sekolah, kami sekeluarga menyempatkan diri untuk mengunjungi Kebun Raya Cibodas yang juga sering dikenal dengan Taman Cibodas. Taman Cibodas ini terletak di kawasan Puncak, Jawa Barat. Sebelumnya kami pernah gagal berkunjung ke tempat ini karena  sempat ditutup pada tanggal 1 November 2007 dan baru dibuka kembali pada tanggal 1 Desember 2007, sehingga akhirnya kami sempat berkunjung ke Taman Cibodas Mandalawangi.

Johannes Elias TesjmannKami penasaran dengan istilah “sorga dunia” yang diucapkan oleh Dr. F.W.Went seorang ahli fisiologi tumbuhan yang berasal dari Jerman, sehingga kami kembali datang ke tempat ini, walaupun dulu waktu kecil & remaja sudah beberapa kali ke Taman Cibodas, namun hanya sekedar sebagai “lokasi acara” yang digunakan oleh sekolah, gereja atau perkumpulan lainnya. Sehingga saya belum menikmati “sorga dunia” tersebut. Kebun Raya Cibodas ini didirikan oleh Johannes Elias Teysjmann pada 11 April 1852 dengan ditandai tibanya bibit pohon kina dari Belanda, dulunya bernama Bergtuin te Tjibodas atau Kebun Pegunungan Cibodas. Menurut Suara Pembaruan, di tempat ini terdapat 10.792 koleksi tanaman, 700 jenis koleksi biji, dan 4.852 koleksi herbarium. Koleksi tanaman di sini terbagi dalam dua koleksi yakni koleksi di kebun dan koleksi di rumah kaca. Koleksi tanaman di rumah kaca terdiri dari anggrek (320 jenis), kaktus (289 jenis), dan sukulen (169 jenis). Namun Anda juga dapat menemukan jenis tumbuhan liar di dalam kebun. Sedangkan koleksi tanaman di kebun berjumlah 1.014 jenis di antaranya terdapat tanaman khas dan menarik seperti Kina (Cinchona pubescens) yang merupakan tanaman obat, pohon Bunya-bunya (Araucaria bidwill) yang merupakan tanaman tua dan mempunyai pokok batang besar, Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium) yang mempunyai bunga berukuran raksasa dan menarik serangga.

KRC01Terletak lereng gunung Gede Pangrango, tepatnya di desa Rarahan, Cimacan, dengan jarak sekitar 85 km dari Jakarta, cukup mudah mencapai tempat ini, karena ada petunjuk jalan di jalan Raya Puncak. Jika dari arah Jakarta maka lokasi Kebun Raya Cibodas ini terletak di sebelah kanan jalan. Dari jalan raya, kita masuk sekitar 4 km lagi untuk mencapai gerbang Kebun Raya Cibodas. Dari gerbang masuk pertama, kita dikenakan biaya sebesar Rp. 2.000 per orang dan Rp 5.000 untuk mobil (semua harga per Juli 2008). Dari tiket yang diberikan tertulis atas nama Pemerintah Kabupaten Cianjur sebagai retribusi daerah wisata. Dari pintu gerbang pertama kita mengikuti jalan, lalu pilih arah yang ke arah kiri (yang lurus akan menuju ke Cibodas Mandalawangi). Di sini kita akan menemui pintu gerbang lagi, pintu ini adalah pintu masuk ke kawasan Kebun Raya Cibodas. Di sini dikenakan biaya sebesar Rp 6.000/orang dan Rp. 15.500 untuk mobil. Anda juga bisa parkir di tempat parkir, jika hendak berjalan kaki ke dalam, namun saran saya sebaiknya Anda membawa kendaraan ke dalam areal Kebun Raya, terutama jika ada anggota keluarga yang sudah lanjut usianya atau membawa anak kecil. Kita ingin berekreasi, dan bukan berlelah-lelah kan ?
KRC03Dalam Kebun Raya Cibodas ini, udara sejuk dan bersih langsung membuat paru-paru kita bernafas lega, hilanglah kepenatan selama hidup di kota besar yang penuh polusi udara, kebisingan dan kesibukan sehari-hari. Ikuti jalan, dan Anda akan menjumpai beberapa taman-taman. Yang pertama adalah Rhododendron Garden, taman ini berlokasi agak berbukit-bukit, ada beberapa pondokan yang dapat digunakan untuk beristirahat. Indah sekali tanaman yang terdapat disini. Lalu setelah itu ada . Dalam taman yang memiliki landscape bernuansa Jepang ini terdapat jembatan untuk menyeberangi sungai kecil yang mengalirkan air yang jernih dan dingin. Disini pun terdapat pondokan untuk beristirahat. Saat kami beristirahat di pondokan ini, kami mengagumi keindahan Kebun Raya Cibodas ini dan sekaligus salut kepada LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) sebagai pengelola Kebun Raya, bagaimana mereka dapat memelihara taman sebesar ini.
KRC04Tempat menarik berikutnya adalah taman lumut. Sayangnya taman tersebut tidak dibuka saat kami kesana. Namun kami masih dapat melihat2 dari balik pagar. Dari informasi yang kami dapat dari Gatra, lumut yang tumbuh di Taman Cibodas berjumlah tak kurang dari 178 spesies. Seluruhnya tumbuh subur di antara percikan air terjun yang menimpa bebatuan. Dari dalam mulut gua, tumbuhan tingkat rendah itu merayap hingga akar dan batang pepohonan. Walhasil, tak ada ruang bebas lumut di taman itu. “Ini taman lumut terbesar dan satu-satunya yang berada di luar ruangan di dunia,” ujar Holif Immamuddin, Kepala Kebun Raya Cibodas. Menurut dia, di Jerman dan di Singapura memang ada taman lumut juga, tapi berada di rumah kaca, dan koleksinya cuma tujuh spesies. Taman lumut di Jepang pun cuma memiliki sekitar 10 spesies. “Ini taman lumut pertama dan terbesar di dunia,” kata Benito Tan, Wakil Presiden Bryophyta Internasional, lembaga yang membidangi lumut. Sebagian besar lumut yang tumbuh di Cibodas adalah lumut lokal yang tumbuh di kawasan Kebun Raya Cibodas. Sebagian lagi diperoleh dari Sumatera dan Kalimantan. Wah cukup membanggakan bukan… Oh ya persis di sebelah taman lumut terdapat taman bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanium).
KRC05Terdapat pula rumah kaca yang didalamnya terdapat kaktus, anggrek dan tanaman-tanaman lainnya. Untuk rumah kaca kaktus dan sukulen menampung 353 jenis. Koleksinya datang dari seluruh dunia, termasuk Agave, Dracaena, Sansevieria, Yucca dan Aloe. Sedangkan untuk anggrek bila ditotal, ada 320 jenis anggrek yang mengisi rumah kaca. (sumber: http://liburan.info/content/view/511/43/). Wah sangat menarik melihat tanaman-tanaman ini. Di Kebun Raya Cibodas ini juga terdapat kolam ikan, guest house, aneka tanaman obat, galeri tanaman hias. Juga tidak ketinggalan ada air terjun, namun Anda harus berjalan sekitar 1 km untuk mencapainya. Wah pokoknya banyak deh yang bisa dilihat-lihat di tempat ini. Saya sempat beristirahat di samping pohon yang rindang, sambil memandang ke langit biru, dengan diiringi kicauan burung dan aroma sedap bunga-bunga, wah pengalaman yang jarang dapat saya temukan.
KRC06Beberapa saran dari kami untuk berkunjung ke Kebun Raya Cibodas ini: hindari datang saat liburan, pasti ramai sekali, yang pada akhirnya Anda hanya dapat melihat manusia-manusia saja, dan Anda tidak dapat menikmati keindahan tanaman disini. Juga perhatikan jam dimana ada pengaturan arus di jalan raya puncak, dan hindari jam-jam macet. Kami mengalami perjalanan selama 5 jam dari Jakarta ke Cibodas, karena adanya penutupan jalur dari Jakarta ke Puncak. Dan pulangnya lebih parah, yaitu selama 6 jam.. Ini disebabkan padatnya jalan karena libur anak sekolah. Masukkan dari kami untuk pengelola, ada baiknya di tempat-tempat parkir di dalam lokasi tidak dipungut lagi bayaran oleh tukang parkir liar. Karena spot-spot tempat parkir yang disediakan sebenarnya cukup baik dan memudahkan untuk pengunjung menikmati taman-taman disekitarnya, tapi akan repot kalau tiap kali berhenti kita harus menyiapkan biaya parkir lagi. Kami juga mendapatkan pengalaman kurang baik saat makan & minum di kantin Kebun Raya Cibodas, mungkin ada baiknya membawa makanan & minuman dari luar. Oh ya akan sangat baik jika dari Pemda setempat dapat membuat jalur ke Taman Safari melalui jalur Sukabumi, karena salah satu penyebab kemacetan adalah banyaknya kendaraan yang menuju Taman Safari ini.
Tapi secara keseluruhan, kami cukup puas berkunjung ke Kebun Raya Cibodas, sambil berekreasi, mengenal tumbuh-tumbuhan dan sekaligus menikmati keindahan Sang Pencipta.
Salam Jalan Jajan Hemat.
Kebun Raya Cibodas
Jalan Kebun Raya Sindanglaya Cipanas Cianjur
Telp. 0263-512233, 520448, 520467
Tiket masuk
Dewasa dan Anak-anak : Rp. 6.000,-
Mobil : Rp. 15.500,-
Motor : Rp. 2.500,-